Renungan

Mengkatai Kemunafikan

STOPMemahami kepenatan tanpa tepi. Menyusuri kelabunya lorong kesepian. Terkadang pekat kelam tanpa cahaya.

Sejauh itu, belum juga kutemui secercah pelita ketentraman rohani. Batinku malah terus meronta. Berusaha melepas diri yang terbelenggu kemunafikan dunia.

Sakit. Ada luka yang berdarah dalam dadaku. Tergores keserakahan kepentingan si penjilat. Api diriku terasa bergejolak. Ingin sekali ku bungkam mulut kumal mereka yang hanya tahu bersuara tanpa karya.

Tak kutemui mereka yang berani berdiri tepat didepan dan menyuarakan hak rakyat. Tidak ada. Dan belum kudapati itu.

Semoga ompu yang luhur memilih mereka yang benar-benar tepat untuk memimpin disana.~DQT~

Tinggalkan komentar